Lima langkah agar mimpi bertemu dengan Kanjeng Nabi menurut Syaykh Shalih dari Yaman:
Kemarin malam Pondok Pesantren al-Munawwir, Krapyak Yogyakarta menerima salah seorang ulama dari Yaman, bernama Syaykh Shalih Muhammad Abdul Wahid al-Faqir dari Yaman. Beliau kelahiran Baydla’, daerah Yaman Utara, alumni Pesantren Darul Mushthafa, Yaman. Salah satu yang menarik dalam sesi dialog malam itu adalah pertanyaan tentang cara kita bisa bermimpi bertemu dengan Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu alayh wasallam.
Syaykh kemudian menjawab, ada 5 syarat atau cara yang bisa ditempuh, yang apabila dilakukan, beliau menjamin hanya dalam 3 atau 4 hari atau sepekan dari upaya yang dilakukan, in sya Allah kita akan bisa bermimpi bertemu dengan Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu alayh wasallam. Kelima syarat tersebut adalah:
Pertama, memperbanyak bacaan shalawat kepada Kanjeng Nabi, dalam sehari minimal 300 kali. Tentu tidak sekedar membaca, tapi mesti disertai dengan harapan bertemu Nabi, sambil merenungkan kebaikan-kebaikan dan membayangkan keluhuran akhlaq beliau. Waktunya terserah. Hanya saja akan sangat baik bila pembacaannya dilakukan 50 atau 100 kali sebelum tidur, sudah dalam posisi berbaring siap tidur.
Kedua, setiap saat senantiasa merindu kepada Kanjeng Nabi dalam segala keadaan dan tingkah yang dilakukan. Kerinduan yang melebihi hasrat orang yang sangat haus terhadap air dingin saat cuaca yang sangat panas.
Ketiga, menjaga mata dari melihat hal-hal yang haram. Nabi yang senantiasa kebersihan tentu enggan bertemu atau berada di tempat yang kotor. Ibarat penjual madu yang tidak berkenan memberikan madunya ditempatkan di wadah yang tidak bersih.
Keempat, melakukan segala sesuatu sesuai adab yang diajarkan oleh Nabi disertai dengan sikap hormat, baik saat makan, minum, tidur, berpakaian, shalat dan selainnya. Contoh, saat mau makan atau minum, ingat Kanjeng Nabi melakukannya dengan duduk, menggunakan tangan kanan…, maka selayaknya kita melakukannya juga demikian. Meskipun hal-hal yang sepele, kalau itu memang menjadi tuntunan beliau, maka sepatutnya diikuti.
Kelima, menanamkan tekad kuat di dalam hati untuk melaksanakan segala sesuatu dalam kerangka khidmah