Macul Langit untuk Indonesia Damai dan Sejahtera


Wakil Katib Syuriah PWNU DIY KH. Beny Susanto menyampaikan selamat atas Harlah pertama Majelis Dzikir dan Sholawat Macul Langit yang dipimpin Gus Yusuf (Yusuf Saiful Anwar bin Kyai Imam Basuni).

Kehadiran majelis Macul Langit pada fase abad kedua Islam berakidah Aswaja An-Nahdiyah, di Prambanan Sleman terus membawa berkah dan rahmat untuk semua umat, bangsa dan negara Indonesia. NU (struktur dan kultur) berjalin kokoh dengan tekad untuk terus hadir, bekerja sama merawat jagat dan membangun peradaban.

Tidak ada perbedaan, kaya, miskin, pejabat, buruh, petani dan pedagang, bahkan orang jalanan, muslim-non muslim bisa menyatu dalam Macul Langit. Semua bergembira, bersholawat, menyanyikan lagu kebangsaan, perjuangan, berdoa dan mengadukan problem kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pada peringatan hari lahir pertama Majelis Macul Langit telah mampu mengumpulkan 5000 jamaah. Berawal dari majelis kecil 7 orang, setiap malam Senin, bergilir, berkembang menjadi ratusan dan ribuan. Semua orang dipandang sama dengan penuh cinta dan kasih sayang sebagai umat Rasulullah Muhammad SAW.

Kegembiraan, kebahagian jamaah Macul Langit menjadi ekspresi syukur dan terus berikhtiar untuk Indonesia yang damai dan sejahtera. Bahkan untuk laku tirakat, di Makam Wotgaleh setiap malam Kamis dengan doa bersama, 100 ribu sholawat Jibril terus berlangsung selama empat tahun ini.

Tingkat pertumbuhan ekonomi DIY 5,82%, seiring perkembangan aktivitas pariwisata, pendidikan berada di atas angka pertumbuhan ekonomi nasional 5,72%. Secara nasional pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022, 5,72% meninggalkan jauh di atas China 3% dan Amerika 2,1%.

Dampak pandemic covid-19 dan perang Rusia-Ukraina bisa mendorong gejala resesi global. Visi G20 recover together, recover strongger semakin sulit diwujudkan akibat peperangan yang masih berlangsung. Tahun politik 2023, para investor lebih bersikap wait and see dalam investasi. Bagi Macul Langit, taka da berpangku tangan, saat siang hari untuk mencangkul bumi dan malam hari untuk mencangkul langit.

Oleh karena itu, agar suasana tetap kondusif, kinerja ekonomi tetap positif menjadi kebutuhan dan tugas bersama dengan “menebar kasih dan menjaga perdamaian”. Bukankankah hal ini merupakan ibadah, berjuang memuliakan Keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Ijlaalan Li’uzdmatillaah) dan kasih sayang untuk semesta (rahmatan lil ‘alamiin) bukan?


Gesikan, 3 Maret 2023
KH. Beny Susanto, S.Ag, MSI (Wakil Katib Syuriah PWNU DIY dan Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan)

Label: