Rumah Tangga Sebagai Salah Satu Pintu Rezeki

Rezeki merupakan sarana bagi makhluk untuk hidup dalam kesejahteraan. Bagi manusia, rezeki yang dimaksud tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makan dan minum saja, melainkan juga kebutuhan-kebutuhan sekunder yang dapat menunjang peran dan posisinya. Hal ini tidak terlepas bahwa manusia memiliki pikiran. Manusia berpikir untuk mencapai suatu posisi tertentu sehingga dapat memberikan peran tertentu pula. Salah satu yang ditempuh adalah pemenuhan rezeki.

Pemenuhi rezeki ini tidak selalu memiliki arti yang negatif. Bahkan, pemenuhan terhadap rezeki merupakan perintah Allah SWT yang sudah disabdakan dalam Alqur’an.

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah Telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. 5: 88)

Ya. Allahlah satu-satunya pemberi rezeki bagi kita. Rezeki yang halal adalah rezeki yang diridloi Allah SWT. Dan rezeki yang halal ini dapat menjamin ketenteraman hidup kita, ketenteraman kehidupan rumah tangga kita.

Rezeki merupakan salah satu unsur pemicu yang dapat menjadikan sebuah keluarga, apakah akan tenteram atau penuh bahtera. Pencari rezeki yang halal akan senantiasa teringat siapa yang memberikan rezeki tersebut, tetapi bagi mereka yang tidak di jalur halal, akan cenderung menganggap bahwa rezeki itu bukan dari Allah, melainkan dari usahanya sendiri. Padahal, Allah SWT jelas-jelas sudah berfirman,

Katakanlah: “Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah”, dan Sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (QS. 34: 24)

Oleh sebab itu, mencari rezeki yang halal merupakan kewajiban kita sebagai hamba Allah. Sebisa mungkin hindari mencair rezeki melalui jalan yang tidak dibenarkan oleh Islam. Sebab, sekali lagi, rezeki adalah pembentuk karakter keluarga. Jika kita menginginkan keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, rezeki yang halal adalah salah satu syaratnya. Kita bisa memilih sendiri, seperti apa karakter keluarga yang kita harapkan.

Sebaliknya, kita tidak perlu khawatir terhadap rezeki keluarga kita. Setiap makhluk yang ada di bumi ini telah dijamin oleh Allah SWT. Jika kita takut dan khawatir tidak bisa memberikan makan kepada keluarga kita, itu sama halnya meragukan kekuasaan Allah. Tentu saja dengan satu catatan, usaha yang halal. Selama kita berusaha, Allah akan memberikan jalan bagi kita, bahkan dari sisi yang tidak kita duga sama sekali.

Berkeluarga atau berumah tangga, dalam konteks ini memiliki dua fungsi, yaitu sebagai ladang ibadah dan sebagai ladang ekonomi.

Label: