Kiai Gondrong Ceramah Sejarah di Harlah Lesbumi

Dilansir dari Kampungberita.id, 20 Maret 2018 Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kota Surabaya menggelar pengajian umum “Kidung Munajat Rabiah Al Adawiyah” dalam rangka Harlah Lesbumi ke-56. Pengajian itu akan menampilkan KH. Achmad Muwafiq yang akrab disapa Gus Muwafiq atau kiai gondrong dari Jogjakarta.

Gus Muwafiq ini memang berpenampilan eksentrik bak seorang seniman, lengkap dengan rambut gondrongnya. Demikian pula tutur katanya yang ceplas-ceplos dan penuh nuansa humor.  Namun dibalik sisi humorisnya, asisten pribadi Gus Dur saat menjadi Presiden RI itu memiliki ilmu agama yang tinggi, sehingga ceramahnya selalu didukung ayat Al Quran dan hadist shahih.

Ketua PC Lesbumi Kota Surabaya, M. Hasyim Asy’ari mengungkapkan, saat ini banyak dai bagus di media sosial maupun televisi. Tetapi banyak diantaranya yang isi ceramahnya tanpa disertai latar belakang budaya dan sejarah Indonesia. Padahal Islam di Nusantara ini punya ciri dan identitas tersendiri.

“Dari sekian banyak dai kondang saat ini. Gus Muwafik ini satu dari sedikit yang mempunyai pemahaman agama yang bagus disertai pemahaman sejarah dan budaya nusantara. Karena itu, kami mengundang beliau untuk mengisi ceramah umum Selasa (20/3) malam ini di kantor PC NU Kota Surabaya,” tutur Hasyim.

Pria yang akrab disapa Cak Hasyim ini menilai sosok Kiai Gondrong ini sangat dibutuhkan dalam era milenial saat ini. Pasalnya, ceramahnya selalu disisipi tentang sejarah, baik dari jaman Nabi-Nabi, masa Wali Songo hingga revolusi kemerdekaan sampai era milenial ini.

Hasyim melanjutkan, ceramahnya pun dibawakan dengan santai dan jenaka sehingga membuat orang betah mendengarkan berlama-lama. Sehingga tanpa disadari para jamaah telah belajar tentang agama dan sejarah sekaligus.

“Pengajian Gus Muwafiq ini sering disebut ngaji sejarah atau ngaji kebangsaan. Karena beliau selalu menanamkan nilai-nilai Pancasila dan Nasionalisme. Ia tak hanya disukai jamaah pengajian dengan jadwal ceramahnya yang padat, di media sosial pun pengikutnya banyak. Karena itu, NU harus mencetak dai-dai muda sekaliber Gus Muwafiq agar bisa menyebarkan nilai-nilai Islam Ahlussunah Wal Jamaah Ah Nahdliyah yang santun dan menyejukkan,” imbuh Kasetma Satkorcab Banser Kota Surabaya ini. KBID-DAY